https://sumberayu.id/images/news/kering-setelah-usia-40.jpg

14 May 2025

Kenapa Area Kewanitaan Terasa Lebih Kering dan Tidak Nyaman Setelah Usia 40?

Seiring bertambahnya usia, tubuh wanita mengalami berbagai perubahan yang tak selalu terlihat dari luar, namun terasa cukup signifikan dari dalam. Salah satu perubahan yang sering kali mengejutkan dan kurang dibicarakan secara terbuka adalah munculnya rasa kering dan tidak nyaman di area kewanitaan, terutama setelah memasuki usia 40-an.

 

Kondisi ini bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga bisa memengaruhi kenyamanan emosional dan hubungan intim. Meski sering dianggap sebagai hal wajar akibat penuaan, perubahan ini sebenarnya bisa menjadi tanda dari kondisi medis yang lebih spesifik dan dapat ditangani dengan tepat.

 

Apa Penyebab Keringnya Area Kewanitaan?

 

 

Keringnya area kewanitaan setelah usia 40 bukanlah sesuatu yang muncul begitu saja. Dua faktor utama yang sering menjadi pemicu adalah perubahan hormon yang berkaitan dengan vaginal atrophy, serta gaya hidup dan pengaruh dari penggunaan obat-obatan tertentu.

 

Perubahan Hormon dan Vaginal Atrophy

 

Setelah usia 40, tubuh wanita secara alami mulai mengalami penurunan kadar hormon estrogen. Hormon ini memiliki peran penting dalam menjaga kelembapan, elastisitas, dan keseimbangan pH pada jaringan vagina. Ketika produksinya menurun, lapisan dinding vagina pun menjadi lebih tipis, kering, dan kurang lentur. Inilah yang dikenal dengan istilah vaginal atrophy atau atrofi vagina.

 

Vaginal atrophy bukanlah kondisi yang membahayakan secara langsung, namun bisa sangat mengganggu kenyamanan sehari-hari. Gejalanya bisa berupa rasa kering, gatal, perih, atau bahkan nyeri saat berhubungan intim. Selain itu, beberapa wanita juga mengalami peningkatan risiko infeksi saluran kemih atau iritasi akibat perubahan mikroflora alami di area tersebut.

 

Meski sering dikaitkan dengan menopause, kondisi ini sebenarnya bisa mulai muncul sejak masa perimenopause, yaitu beberapa tahun sebelum menstruasi berhenti total. Karena sifatnya bertahap dan sering tidak disadari, banyak wanita yang mengira rasa tidak nyaman tersebut hanya efek biasa dari usia, padahal sebenarnya bisa dikelola atau ditangani dengan baik.

 

Gaya Hidup dan Pengaruh Obat Medis

 

Selain faktor hormonal, kebiasaan dan kondisi tertentu juga bisa memperparah kekeringan pada area kewanitaan. Misalnya, merokok diketahui dapat mengganggu sirkulasi darah ke jaringan tubuh, termasuk jaringan vagina, sehingga menurunkan kemampuannya untuk mempertahankan kelembapan alami. Stres yang berkepanjangan, kurang tidur, serta pola makan yang tidak seimbang juga turut memengaruhi keseimbangan hormon dan kesehatan organ intim.

 

Penggunaan obat-obatan tertentu juga bisa memberikan efek samping berupa keringnya vagina. Beberapa di antaranya adalah antihistamin (untuk alergi), antidepresan, obat kemoterapi, hingga terapi radiasi di area panggul. Obat-obatan ini bekerja dengan mengurangi produksi cairan tubuh, termasuk cairan pelumas alami di vagina.

 

Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk memperhatikan faktor-faktor eksternal yang bisa memperburuk gejala. Berkonsultasi dengan tenaga medis saat mengalami perubahan yang mengganggu sangat dianjurkan, terutama jika ada riwayat penggunaan obat jangka panjang atau kondisi medis tertentu.

 

Bagaimana Vaginal Atrophy Memengaruhi Kualitas Hidup?

 

Vaginal atrophy bukan hanya soal perubahan fisik, tapi juga bisa memengaruhi kesehatan emosional, hubungan pasangan, hingga rasa percaya diri seorang wanita. Banyak yang tidak menyadari bahwa gejala-gejala yang mereka alami adalah bagian dari kondisi ini, sehingga terlambat mendapatkan penanganan yang sesuai.

 

Gejala Vaginal Atrophy

 

 

Berikut beberapa gejala umum yang sering dialami wanita dengan vaginal atrophy:

 

  1. Kekeringan pada vagina
    Dinding vagina kehilangan kelembapan alami sehingga terasa kering, bahkan saat tidak sedang beraktivitas. Ini adalah gejala paling awal dan umum.
  2. Gatal atau sensasi terbakar di area kewanitaan
    Kulit di sekitar vagina menjadi lebih sensitif akibat penipisan jaringan, yang menyebabkan rasa tidak nyaman, panas, atau perih.
  3. Nyeri saat berhubungan intim
    Kekurangan pelumas alami membuat hubungan intim menjadi menyakitkan. Hal ini bisa menyebabkan keengganan atau kecemasan saat hendak berhubungan.
  4. Sering buang air kecil
    Penurunan estrogen juga memengaruhi saluran kemih, sehingga meningkatkan frekuensi buang air atau sensasi seperti infeksi.

 

Dampak Vaginal Atrophy

 

 

Meski terlihat seperti masalah lokal, vaginal atrophy sebenarnya bisa membawa dampak luas terhadap kualitas hidup wanita. Kehilangan kenyamanan di area intim dapat memengaruhi kepercayaan diri, terutama saat menjalani hubungan dengan pasangan. Tidak jarang, wanita merasa cemas, minder, atau bahkan menghindari keintiman karena takut merasa sakit.

 

Dari sisi emosional, kondisi ini bisa menimbulkan stres dan perasaan frustrasi, terutama jika tidak ada pemahaman atau dukungan yang cukup dari lingkungan sekitar. Jika tidak ditangani, dampaknya juga bisa meluas ke kesehatan urogenital, seperti meningkatnya risiko infeksi berulang atau gangguan buang air kecil yang mengganggu aktivitas harian.

 

Cara Mengatasi Keringnya Area Kewanitaan

 

Menghadapi kekeringan di area kewanitaan memang bisa terasa tidak nyaman, tapi kabar baiknya adalah kondisi ini bukan sesuatu yang harus dibiarkan begitu saja. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi keluhan sekaligus menjaga kesehatan area intim.

 

1. Perubahan Gaya Hidup

 

 

Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah menjaga gaya hidup sehat. Mulailah dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan fitoestrogen seperti kedelai, biji rami, dan kacang-kacangan, yang secara alami dapat membantu menyeimbangkan hormon. Pastikan tubuh tetap terhidrasi, cukup tidur, dan rutin berolahraga ringan untuk memperlancar sirkulasi darah, termasuk ke area intim.

 

Hindari penggunaan sabun berbahan keras atau pembersih yang tidak sesuai dengan pH area kewanitaan. Sebagai gantinya, pilih produk yang lembut dan aman agar kelembapan alami tidak hilang. Jika perlu, gunakan pelembap atau pelumas berbahan dasar air saat berhubungan intim untuk mengurangi rasa sakit akibat gesekan.

 

2. Konsultasi Medis

 

 

Jika keluhan terus berlanjut dan sangat mengganggu kualitas hidup, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi ke dokter. Terapi hormon lokal seperti estrogen topikal (krim, tablet, atau cincin vagina) dapat diresepkan untuk membantu mengembalikan kelembapan dan elastisitas jaringan vagina. Terapi ini bekerja langsung di area yang terdampak, sehingga efek samping sistemiknya cenderung minimal.

 

3. Gunakan Sumber Ayu Manjakani Keset

 

 

Untuk perawatan harian yang praktis dan aman, penggunaan pembersih kewanitaan yang tepat bisa menjadi solusi yang efektif. Salah satu rekomendasi yang bisa dipertimbangkan adalah Sumber Ayu Manjakani Keset dengan Kayu Rapet Extract dan Sumber Ayu Manjakani Keset dengan Brightening Extract.

 

Produk ini diformulasikan khusus dengan double tightening extracts dari manjakani dan kayu rapet, yang dikenal secara turun-temurun sebagai bahan alami untuk membantu menjaga kekencangan area kewanitaan. Ekstrak ini membantu memberikan rasa kesat yang nyaman, sekaligus membantu merawat elastisitas kulit di area intim.

 

Keunggulan lainnya adalah formula pH 3.5 yang sesuai dengan kondisi alami area kewanitaan, sehingga tetap menjaga keseimbangan mikroflora dan tidak menyebabkan iritasi. Ditambah lagi, produk ini hadir dalam kemasan baru yang lebih premium dan modern, menjadikannya pilihan ideal untuk wanita dewasa yang menginginkan perawatan yang lebih spesifik dan terpercaya.

 

Pada akhirnya, merawat area kewanitaan setelah usia 40 bukan hanya soal menjaga kebersihan, tapi juga soal kenyamanan dan rasa percaya diri. Dengan memahami perubahan yang terjadi dan memilih produk perawatan yang tepat seperti Sumber Ayu Manjakani Keset, kamu bisa tetap merasa nyaman dan terjaga setiap hari. Mulailah langkah kecil untuk perawatan yang lebih bijak, karena tubuh pantas mendapatkan perhatian terbaik.